Catatan: Menurut para mantiqiyyin, bentuk qiyas iqtirani yang badihi (jelas sekali) adalah yang pertama sedangkan yang kedua dan ketiga membutuhkan pemikiran. Adapun yang keempat sangat sulit diterima oleh pikiran. Oleh karena itu Aristoteles sebagai penyusun mantiq yang pertama tidak mencantumkan bentuk yang keempat.[18]
terjemahan kitab mantiq pdf 19
Kiai Bisri Mustofa Rembang menulis beragam karya, meliputi berbagai bidang ilmu yang diajarkan di pesantren, seperti tafsir, gramatika Arab dan lain sebagainya. Tak terkecuali, beliau juga menulis karya dalam bidang ilmu mantiq, atau logika.
Karya terjemah ilmu mantiq Kiai Bisri, yang diterbitkan oleh penerbit Menara Kudus, berukuran kecil, mirip seperti buku saku. Sembilan puluh halaman isi kitab ini dicetak dengan kertas buram. Hanya sampul depan dan belakang, yang menggunakan kertas berwarna biru semi ungu.
Kalau melihat makna as-Sulamul Munauroq, yang berarti tangga yang dihias, dan ilmu mantiq yang oleh Syekh Abdurrahman diibaratkan seperti langit, yang bisa capai dengan tangga yang dihias tersebut, gambar sampul karya Kiai Bisri ini secara keseluruhan tampak korelasinya.
Sebelum memulai atau masuk ke penerjemahan, Kiai Bisri menceritakan tentang sejarah ilmu mantiq. Menurut beliau, dasar-dasar ilmu mantiq telah dipraktikkan sejak masa Luqman Hakim atau Nabi Dawud as, kemudian turun temurun sampai ke para filusuf Yunani. Beliau menyebut nama-nama seperti Bendufles, Sabqorotes, Baqrotes, Aflatun, dan Aristoteles.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Kiai Bisri, filusuf-filusuf zaman kuno me-mantiq-kan segala hal, sehingga sebelum datang tablig Nabi dan Rasul, mereka sudah sampai kepada keyakinan yang mantap, bahwa alam semesta itu ada yang menciptakan, dan yang menciptakan itu tunggal dan maha kuasa. Lalu keyakinan itu dikuatkan dengan tablig Nabi dan Rasul.
Bukan Sekedar Terjemah Kalau hanya melihat sampulnya, karya ini hanya sekedar terjemahan, sebagaimana tertulis. Namun jika membaca isinya karya ini lebih cocok sebagai syarah (penjelas), atau bukan terjemah biasa.
Penggunaan contoh-contoh seperti di atas, mungkin tidak akan kita temukan di kitab-kitab bahasa Arab yang ditulis selain ulama-ulama Nusantara. Dengan contoh-contoh tersebut, ilmu mantiq jadi terasa akrab dengan keseharian kita, orang Nusantara.
Dengan karyanya, mungkin tidak berlebihan dikatakan, bahwa Kiai Bisri meng-Islam-Nusantara-kan ilmu mantiq. Contoh contoh yang khas dari Kiai Bisri ini juga menjadi tanda, bahwa Kiai Bisri mendalami ilmu mantiq dan mempraktikkannya dalam keseharian. Mungkin siasat Kiai Bisri menipu setan, supaya bisa produktif menulis adalah satu dari praktik ilmu mantiq dalam hidup Kiai Bisri.
Dengan tibanya era digital, maka semua didigitalkan (digitalised) termasuk kitab kuning. Kitab kuning digital bisa saja dalam dengan cara ditulis kembali secara manual dalam format MS Word (doc, docx), dan pdf. Bisa juga dalam dengan cara discan dalam format pdf atau djvu. Anda dapat mendownload kitab-kitab kuning digital tersebut di sini secara gratis tanpa perlu ijin. Semoga bermanfaat.
Berikut terjemahan kitab-kitab yang biasa dikaji di pesantren salaf meliputi berbagai bidang studi seperti fikih, tasawuf, akhlak, tafsir, hadits, tarikh, dan lain-lain. Kitab dibagi menjadi dua jenis yaitu kitab dasar dan tingkat lanjut.
Nama kitab: Terjemah Fathul MuinJilid: 12 jilid (tamat)Penyusun: Al-MalibariBidang Studi: FiqihPenerjemah: Abul HiyadhPenerbit: Al-Hidayah SurabayaFormat file: Djvu 2ff7e9595c
Comments